ETIKA PLANOLOGI

Kurikulum 2013 Bebani Siswa 4 Desember 2014 0:45 WIB Category: SmCetak , Wacana A+ / A-      Berbicara tentang perubahan, saya teringat dengan seringnya bangsa Indonesia mengganti kurikulum pembelajaran sekolah dasar dan menengah. Seperti yang sedang dipercobakan saat ini, yaitu Kurikulum 2013 sebagai pengganti kurikulum KTSP,  yang sedang ditunggu hasilnya. Namun, saya pribadi merasa kurang cocok dengan kurikulum terbaru ini. Sistem siswa aktif, kreatif, dan inovatif sepertinya sangat bersifat memaksa. Alhasil hanya sedikit siswa yang nyaman dengan pembelajaran yang baru, dan mereka merasa malas untuk bergerak. Inilah yang kita khawatirkan bersama, ditambah lagi dengan teknologi yang semakin canggih. Tidak bisa dipungkiri, bisa saja beberapa waktu ke depan sekolah tidak lagi mewajibkan siswa membawa buku melainkan diganti dengan laptop dan sejenisnya. Juga mengganti peran perpustakaan pada social network seperti Google dan yang lainnya. Referensi akan ber

05 Februari 2013 SURAT PEMBACA Perlu Kurikulum Biologi Islam Setelah mengikuti berita di televisi tentang replika baju Nabi Adam AS setinggi 30 meter yang dibuat oleh Hamdan Al Masíudiy, pemuda asal jeddah, Saudi Arabia. Juga jejak kaki raksasa di daerah Afrika, Srilanka dan Indonesia, sebagai pecinta ilmu pengetahuan biologi dan kajian Islam saya ingin kembali mengulang pertanyaan yang pernah saya ajukan kepada guru saya mengenai evolusi dan manusia pertama. Saya pun sering berdiskusi dengan teman-teman dari sekolah lain. Mereka selalu mendapatkan jawaban yang sama, yang secara tidak langsung jawaban itu memberikan kesan bahwa agama dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam pembahasan evolusi dan Adam tidak bisa terselesaikan. Maka saya mewakili teman-teman forum diskusi ilmiah remaja mohon kepada Departemen Pendidikan Nasional bisa merumuskan penjelasan tentang evolusi dan manusia pertama dalam tinjauan agama dan ilmu pengetahuan secara terpadu. Sehingga

Sedikit Kota yang Ideal SURAT PEMBACA 19 November 2014 3:21 WIB   Category:   SmCetak ,   Wacana   A+   /   A- Setelah saya mempelajari Ilmu Tata Kota di Fakultas Teknik Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi) Unissula, saya baru memahami tentang adanya sumber potensi dan masalah di setiap kota di seluruh dunia. Dan ketika saya mencari tahu, ternyata hanya sedikit kota di Indonesia yang termasuk dalam jajaran kota ideal dengan potensi dan masalah yang dipikirkan secara matang. Saya pun juga sering berdiskusi dengan teman-teman senior di kampus. Mengapa Indonesia sangat semrawut, seolah tanpa ada perencanaan serius? Lalu apa gunanya planner? Dan jawaban yang saya terima pun hampir seluruhnya sama, yaitu karena semua bergantung pada pemerintah. Seorang planner hanya perencana. Hal ini cukup membuat saya geram hati, karena secara tidak langsung ini artinya pemerintah kurang menghargai kerja keras serta pemikiran para planner. Ada keganjalan besar yang saya